Erin keluar dari ruangan dan hanya aku yang saat ini tertinggal di dalam bersama Jhoe. Beruntung, hanya ada kami di ruangan. Aku masih menundukkan kepalaku di hadapan Jhoe, aku tidak berani lagi menatap wajahnya atau mengajaknya bicara saat ini.
Kemudian terdengar suara beberapa wanita yang akan memasuki ruang toilet, Jhoe tampak terkesiap lalu segera mendorong tubuhku hingga masuk pada satu ruangan. Lantas dia mengunci nya dari dalam, aku gusar. Aku kebingungan dan juga panik serta cemas.
Satu orang hendak membuka pintu ruangan dimana aku dan Jhoe berada di dalam nya. Aku menatap wajah Jhoe setelah beberapa orang wanita tadi masih berbincang-bincang dengan lantang dan berisik di dalam ruang toilet, satu di antara mereka ada yang mengeluarkan gas angin (kentut), mereka tertawa dan terdengar saling meledek sehingga membuatku dan Jhoe tertawa kecil bersama.