"Deddy, aku ini istri mu. Hanya aku wanita di rumah ini, aku tidak bisa tinggal serumah dengan orang lain meski itu ayah mertuaku sendiri."
"Amelie, kenapa kau selalu saja menolak setiap kali aku membicarakan perihal keluargaku? Kau seolah tidak bisa menerima mereka."
"Cukup, Ded! Jangan berpikir aku sama seperti wanita mu di luar sana. Aku hanya ingin kita benar-benar bisa hidup mandiri fokus pada rumah tangga kita."
"Fokus? Kau bilang fokus? Selama ini aku selalu fokus memikirkan rumah tangga kita. Meski sikap mu tidak benar-benar bisa menerima Nabila sebagai putri mu."
Aku tercengang sejenak, aku di buat terkejut oleh ucapannya itu. "Apa kau menganggapku tidak sayang pada Nabila?"
"Mama Amelie memang tidak sayang pada Nabila, dia hanya baik di depan papa saja."
Aku kian terkesiap saat mendengar penuturannya itu yang tiba-tiba keluar dari kamarnya.
"Nabila!" bentakku dengan spontan.
Nabila meringkuk terkejut mendengar suaraku yang lantang.