Pagi pun datang, aku beranjak bangun setelah mendengar suara Marco yang begitu ceria seolah memberikanku isyarat.
Aku menoleh ke sekeliling kamar, tidak ada siapapun. Itu artinya, Deddy tidak pulang semalaman. Oh Tuhan...
Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 6 pagi. Aku segera pergi keluar kamar dengan membawa Marco dalam gendonganku.
Aku melihat suasana rumah masih tampak sepi, pintu utama masih terkunci. Aku pun segera melangkah maju ke depan seraya membukakan pintu utama, aku terkejut ketika melihat Deddy yang baru saja tiba di rumah dengan membawa seorang anak perempuan.
Aku terkejut. Namun, juga kesal. Sangat kesal, andai tidak ada anak perempuan itu, aku bisa langsung menamparnya.
"Amelie, aku..."
"Papa, apakah dia adikku?"
Papa? Jadi, dia putri kandung Deddy?
"Iya, Nak. Dia adik mu, Marco. Dan dia mama mu, mama Amelie."