Semakin hari dan berganti minggu kehamilanku semakin bertambah besar. Aku yang kini menjadi sosok introvert dan sosiopat hanya bisa menghabiskan waktu dengan berdiam diri di kamar saja. Tidak ada lagi harapan, tidak ada rasa yang lagi aku khawatirkan, aku benar-benar merasa hilang arah dan tujuan.
Bukan hal itu saja, ada hal yang lebih menyakitiku dari semua itu. Deddy, seorang laki-laki yang selama ini aku cintai dan aku percayai, kini dia pula yang menghancurkan dan meninggalkanku saat aku telah mengandung benih yang dia tanam di rahimku.
Aku kembali hanyut dalam tangisanku, aku merasakan sakit yang teramat dalam. Aku telah hancur, benar-benar hancur. Aku menjadi aib keluarga, aku telah mempermalukan semuanya. Aku telah membuat semua menjadi terhina, aku bahkan tidak lagi mempunyai keberanian untuk bertatap muka dengan siapapun itu di luar sana.