Setelah akhirnya nenek pergi ke ruangan yang berbeda, aku dan Deddy saling berbincang santai dan sesekali kami mulai bersenda gurau. Kami mulai semakin dekat dan tanpa sadar aku berbagi cerita padanya tentang kehidupan pribadiku. Ada rasa nyaman yang aku rasakan saat berbincang dengan Deddy, sikap dan caranya berbicara sungguh dewasa dan terasa mengayomiku sebagai wanita.
Sesaat kemudian Black datang yang entah dari mana, dia tiba-tiba saja masuk ke dalam rumah dan terkejut ketika melihatku dengan Deddy di ruang tengah. "Ehhem, ciye… pacal balu…" ledek Black menggodaku.
"Ih, apaan sih?" aku mendecak sebal padanya dengan lirikan tajam.
"Kenalin dong," sahut Black kembali sambil menoleh ke arah Deddy lalu tiba-tiba saja dia mengernyit. "KAu…" ucapan Black terheni sejenak sambil menoleh ke arahku juga.
"Ada apa?" tanyaku heran.
"Kau satu club bola dengan Marco kan?" tanya Black kemudian pada Deddy.
Deddy tampak terkejut dan gelisah. "Ba-bagaimana kau tau?"