Hari terus berlalu, Nisa datang menemuiku di rumah sore ini tepat saat aku baru saja pulang bekerja.
"Hai, Kak!" sapa Nisa dengan langsung menyalami tanganku.
"Hem, aku baru saja pulang bekerja dan aku sedikit lelah." Aku langsung saja mengeluh padanya dengan duduk di sisi teras.
"Apakah aku mengganggu kakak?"
"Akh, tidak! aku hanya mengeluh dan kebetulan ada kau yang mendengarnya jadi aku merasa senang."
"Mmh…" Nisa tampak sedang berpikir tanpa berkata apapun lagi. Sehingga aku semakin penasaran apa yang akan dia sampaikan padaku.
"Nis…"
"Kak, mau kah kau menemaniku bertemu dengan pacarku? Lelaki yang sedang ingin mengenal mu ingin bertemu denganmu."
Aku tersentak. "Tapi aku sudah mempunyai pacar, Nis."
"Tapi kakak bilang tak apa sebagai teman saja, iya kan?"
Aku terdiam sejenak. "Tapi aku…"
"Kak, please… kau hanya perlu menemaniku dan aku janji ini tidak akan membuat hubungan mu dengan kekasih mu itu menjadi berantakan atau dalam masalah."