Setelah menikmati makan malam bersama, saling bersenda gurau bersama dan melempar obrolan serta saling meledek satu sama lain, akhirnya Yohans mengajak untuk pergi ke suatu tempat yang membuatku terkejut.
"Villa bungalow? Untuk apa?" tanyaku dengan kedua mata melotot.
"Hem, kenapa? Tante takut?" tanya Yohan terdengar meledekku.
Aku menatap ke arah Jhoe dengan ragu-ragu.
"Untuk apa takut? bukankah kita sudah pernah bermalam disana?" balas Jhoe kemudian.
Seketika aku membelalakkan kedua mataku pada Jhoe. "Apa kau pergi bersama dengan seorang wanita?" tanyaku pada Jhoe dengan tatapan menyelidik.
Jhoe tampak gugup. Aku menarik napas dalam-dalam dan segera memalingkan wajah.
"Tante, villa ini punya pamanku. Setiap kali kami bosan, kami selalu pergi kesana diam-diam." Yohans menjelaskan dengan berbicara sangat hati-hati.
"Lalu, maksudmu malam ini kau akan mengajak kami kesana secara diam-diam?" tanyaku dengan tegas pada Yohans.