Sampai di teras rumah, aku masih masih menatap mobil Jun yang melaju membawa Haris yang sedang terluka kakinya. Aku bahkan tidak menyadari dan seakan lupa jika saat ini aku sedang bersama Among.
"Sayang, apa kau sungguh…"
"Tidak, aku dan Haris hanya teman!" aku menyela bicara Among. aku sudah bisa menebaknya apa yang akan dia katakan padaku.
"Sayang…" panggil Among tercengang menatapku.
Aku menatapnya dengan raut wajah penuh tanda tanya.
"Apa kau memikirkan nya? Aku hanya ingin memastikan apa aku benar-benar sakit?"
"E-eh… Aku…"
Aaaarght… Sial!
Kenapa aku harus menyela bicaranya tadi? aku jadi terjebak sendiri kan…
"Sayang, aku…"
"Katakan! Apa kau jatuh hati pada Haris?"
"Kau mulai lagi" bantahku.
"Jawab iya atau tidak"
"Kepalaku sakit. Kenapa kau terus saja mendesakku seperti ini sih? Kau sudah tidak lagi peduli padaku, malah kau menuduhku yang tidak pernah aku lakukan."
"Aku hanya ingin kau menjawab IYA atau TIDAK!"