"Tapi warna hitam akan semakin membuat lekukan di setiap tubuh mu menonjol…" ujar Among dengan pelan berbicara padaku.
Aku tersenyum padanya, lantas mencubit kedua pipinya dengan gemas. Dia sangat manis saat sedang menunjukkan kekhawatirannya itu padaku, untuk sejenak aku merasa beruntung. Ya, aku harus merasa beruntung. Sampai detik ini dia masih mencintaiku dan tidak pernah merubah sikap serta perlakuannya padaku.
Meski sesekali aku sudah membuatnya kesal, tapi aku dia selalu meminta maaf lebih dulu padaku. Bagaimana mungkin aku tidak akan merasa beruntung akan hal itu. "Sayang, ada kau yang akan menjaga pandangan laki-laki padaku." aku mencoba menggodanya.
Among tersipu malu saat aku menggodanya demikian di depan banyak beberapa para wanita yang berkeliaran sejak tadi melihat ke arah kami dengan pandangan yang tidak mengenakkan. Aku tahu dan bisa menebak apa yang saat ini mereka pikirkan tentangku.