"Hem… Sangat indah," balasku dengan menatap wajah Among yang selalu sempurna di mataku.
Maafkan aku, Sayang. Aku sudah mengkhianatimu, aku tidak tahu apakah aku harus jujur padamu atau aku terus menjaga rahasia ini secara terus menerus. Tapi ini tidak semata-mata salahku, ini semua bukan lah inginku.
"Sayang, ada apa? Kau melamunkan apa?" tanya Among mengejutkanku.
"Ah, aku… Eng, tidak. aku hanya ingin terus menerus menatap wajah mu. Rasanya sudah bertahun-tahun aku tidak melihatmu dengan lama dan dekat seperti ini."
Among tersenyum sambil menatapku lalu mengusap lembut rambutku. "Aku sangat merindukanmu, tapi…"
"Permisi, apakah kalian butuh minuman hangat?"
Ucapan Among terhenti seketika saat seorang laki-laki menghampiri kami menawarkan apa yang mereka jual di pantai ini.
"Mmh… Dua minuman lemon tea ya," jawab Among sambil tersenyum melirik ke arahku.
