"Sayang, ayo kita jalan sekarang." Aku berbicara dengan lirih pada Among.
Mendengarku bicara seperti itu, kian membuat Among menatapku dengan tajam. Dia bahkan terlihat seperti seekor kucing yang akan menerkam seekor tikus yang gendut dan tentu akan membuatnya sangat bergairah ingin menelannya segera. Tatapan nya sungguh mematikan.
"Kau yakin kita harus segera pergi?" tanya Among seraya menyibak rambutku ke daun telingaku. Dan itu membuat sekujur tubuhku merinding.
"Sayang…" panggilku dengan suara parau.
Among menyeringai kecil, dia seakan tahu dan sudah bisa membaca apa yang aku rasakan saat ini di dekatnya. Dengan perlahan Among mendekatkan wajahnya padaku dan kami mulai berciuman bibir. Aku menerima ciuman bibirnya yang lembut dan hangat juga sangat manis.