Malam terus berlarut. Sejak tadi akhirnya aku bisa mendengar Among banyak bicara, mendengarkan setiap keluhan dan curahan hatinya sebagai lelaki tampan. Yang aku pikir dia adalah lelaki paling beruntung karena memiliki wajah yang sangat tampan dan tubuh atletis nya itu menjadi idaman semua wanita tentunya, dan kupikir itu adalah hal yang normal bukan?
"Lalu, kau sendiri apa yang kau suka dariku? Apakah kau juga sama seperti wanita lain yang hanya menginginkanku karena aku tampan?"
"Cih, kau terlalu percaya diri." aku membalasnya seraya memalingkan wajahku, aku ingin menyembunyikan wajahku yang memerah dan tidak ingin dia membaca raut wajahku.
"Jawablah, aku ingin mendengar jawaban mu," desak Among padaku.
Aku harus menjawab apa? Aku memang menyukainya sejak awal karena dia memang tampan dan memiliki postur tubuh atletis. Jika aku menjawab hal itu, dia akan menilaiku sama seperti para wanita yang lain dan hubungan ini tentu tidak akan lama.