Aku bersiap-siap untuk segera pergi ke rumah Keysa saat ini setelah sejak tadi aku berusaha memperkuat hati dan mentalku. Saat ini aku benar-benar seperti memakan buah simalakama, semua serba berat untukku. Andai aku tidak sedekat ini dengan Keysa selama ini aku memilih untuk tidak menghadirinya saja. Tak peduli meski aku ikut bahagia akan pertunangan Keysa hari ini.
Akan tetapi, setiap kali aku mendapatkan pertanyaan dan menjadi bulan-bulanan mereka hanya karena aku belum juga mendapatkan jodoh dan menikah, tetap saja itu menjadi hal yang paling sensitif oleh hatiku. Dan aku rasa juga begitu yang di rasakan oleh setiap orang di dunia ini.
"Amelie ," panggil nenek padaku saat aku hendak keluar dari ruangan menuju teras.
"Nek, aku sudah katakan kalau aku…"
"Berikan ini untuk Keysa. Sampaikan salam nenek untuk nya," ujar nenek menyela ucapanku sambil memberikan parsel buah ke tanganku.