Sesaat, begitu langkahku sampai di teras aku berhenti lalu terduduk sejenak seorang diri. Aku mengingat kembali kabar Keysa yang akan segera menikah dengan laki-laki yang di temui nya ketika dia membutuhkan pelarian dari rasa patah hatinya. Ah, aku sangat iri. Kenapa aku tidak seberuntung Keysa?
Ceklek!
Aku mendengar suara pintu yang terbuka. Sontak saja aku berdiri kembali dan menoleh ke belakang, kulihat Black keluar dari dalam rumah dengan cara mengendap-endap. Dia mengenakan jaket yang entah dia akan pergi kemana dengan cara seperti itu.
"Black…"
"Ssssttt… Jangan berisik!" ujar Black sambil menempelkan jari telunjuknya di bibirnya sendiri.
"Kau mau kemana malam begini?" dengan bodoh aku justru mengikutinya dengan berbicara setengah berbisik.
"Aku harus pergi keluar sebentar, dan kau jangan beritahu siapapun."
"Kau…"
"Adikku, please…"
"Kau gila, apa kau tidak kasihan pada anakmu? Dia masih kecil, tapi kau selalu meninggalkannya saat malam begini."