Hari-hari yang kulalui berubah seketika sejak aku menerima Agung dalam kehidupanku, menjadi kekasihku tentunya.
Hari ini, kami akan bertemu di tempat tongkrongan seperti biasa. Akan tetapi, sikap kakek dan nenek juga berubah. Mereka tidak banyak bertanya setiap kali aku meminta izin untuk pergi keluar tanpa alasan.
"Sayang, aku sudah di jalan menuju kafe." aku menelpon Agung dan mengatakan bahwa aku sedang menuju ke kafe yang biasa menjadi tempat kami nongkrong bersama.
"Hem, baiklah. Hati-hati di jalan, Sayang."
Aku mematikan panggilan telepon segera saat arah laju taksi yang kutumpangi sudah tiba di kafe yang kutuju. Aku berdiri untuk sesaat di depan teras kafe, aku ingin menunggu Agung tiba. Aku yakin dia masih di jalan saat ini.
Beberapa menit berlalu, aku melihat Agung tiba. Mobil yang selalu dia tumpangi dia parkir tepat di halaman kafe. Dia keluar dari dalam mobil dengan langkah tegap dan dengan penampilan yang selalu membuatku terpana.