"Aku duluan," tukas Riyan padaku dengan sedikit cetus.
Sialan! Apakah dia bermaksud memamerkan pacar barunya itu padaku?
"Cih..." wanita berseragam SMA itu mendesis ketika melewatiku. Terdengar dia sangat tidak menyukaiku.
Aku menahan sesak di dadaku sejenak, sungguh. Perasaan yang tak menentu mendadak menyerangku saat ini. Lagi dan lagi aku terkhianati oleh laki-laki pertama yang berhasil memikat hatiku dengan menyandang status sebagai kekasihku.
Aku tidak ingin terlalu lama melihat mereka sehingga Riyan akan berpikir aku masih memiliki perasaan terhadapnya. Akan tetapi, kenapa begitu sulit kupalingkan wajahku yang masih terpaku di tempat saat ini? Ah, sial!
Untuk sesaat, aku tertolong oleh dering ponsel yang saat ini berdering dari ponselku. Aku segera memalingkan wajahku untuk mengambil ponselku.
Aku tersenyum saat panggilan telepon itu datang dari Agung.
"Hem... Kenapa kau menelponku lagi?"