"Kau sudah bangun?" tanya ibu yang mengejutkanku saat aku hendak menyapa nya lebih dulu dari belakang.
"E-eh… Maaf, Bu."
"Hah… Kau ini wanita. Meski kau tidur di rumah ibu atau di rumah nenek mu, jangan terbiasa bangun siang! Itu pamali bagi anak perawan, lagi pula kata orang tua dulu itu tidak baik. Anak perawan tidak boleh bangun siang, nanti jodohnya semakin sulit."
"Huh… lagi lagi soal jodoh," jawabku lirih.
"Apa?"
"Eng, tidak. Maafkan aku, Bu. Semalaman aku tidak tidur, Keysa menelpon. Jadi kami mengobrol sampai pagi," jawabku menerangkan pada ibu.
"Keysa?" tanya ibu sambil berbalik menatapku.
"Hem, dia sampai pergi ke pinggiran desa hanya untuk bisa menelponku, Bu."
"Ya sudah, mandi dulu sana. Lalu ikut ibu," balas ibu kemudian tanpa bertanya tentang kabar Keysa. Aku tahu ibu masih marah pada Keysa sejak dia menyebabkan kecelakaan saat pergi menemui Dude.
"Kemana, Bu?"