"Kalau begitu putuskan Ranti, apa kau berani?" aku mengatakan hal bodoh ini hanya berniat untuk mengerjainya saja. Rasa kesalku padanya mengingat semua yang dia lakukan padaku tentu aku ingin membalasnya.
"Baik! Aku akan memutuskan Ranti," jawab Riyan dengan tegas.
Aku terkesiap. Dia menjawabnya dengan tanpa banyak berpikir lebih dulu, apakah dia sedang bercanda?
"Riyan…"
"Aku tidak sedang bercanda, Amelie. Apa yang aku katakan aku tidak akan pernah menariknya kembali," jawab Riyan kembali menyela ucapanku.
"Riyan, aku hanya bercanda saja. Kenapa kau tampak serius begitu?"
"Jadi, kau menjadikan perasaan seseorang sebagai bahan candaan?"
AKu tertegun melihat raut wajah Riyan yang berubah menjadi sangat serius dan dari tatapan matanya dia terlihat sangat pilu, dia tampak kecewa padaku. Kulihat dia pun meraih ponselnya, dia mengutak-atik layar ponselnya yang entah apa yang akan dia lakukan.
"Ranti, maafkan aku. Tapi hubungan kita harus sampai disini, maafkan aku."
