Sepanjang jalan aku hanya diam seribu bahasa, mendengarkan omelan ibu yang terus berlanjut. Hingga sampai di rumah, aku turun dari motor yang ibu kendarai. Kulihat semua orang telah berkumpul menatapku dengan berbagai ekspresi yang berbeda.
"Amelie, Amelie..." nenek menyambutku dengan pelukan dan tangisan.
"Nenek, maafkan aku. Aku..."
"Jangan bicara lagi, masuk dulu! Ayo, kau pasti sangat kesakitan dan terkejut."
Aku merasa diperhatikan oleh nenek saat ini. Mungkin memang hanya dia yang benar-benar peduli dan mengkhawatirkanku saat ini. Aku mengangguk lantas berjalan hendak menuju kamarku.
Sedang yang lain masih mendengarkan cerita dan omelan ibu di luar saat ini. Aku melihat tatapan Black seperti sedang meledekku, dengan apa yang sudah terjadi padaku saat ini.
"Ada apa sebenarnya?" tanya nenek saat kami sudah di kamar.
Aku menatap nenek dengan canggung, juga gelisah serta bingung untuk menjawabnya.