Setelah tiga hari berlalu, aku melihat pribadi Diah, calon istri Black yang benar-benar baik. Aku semakin tidak bisa mengikuti egoku yang masih dipenuhi amarah pada Black harus menyakiti Diah yang benar-benar mencintai Black saat ini. Biarlah kali ini aku mengalah saja demi Diah yang selalu menunjukkan sikap baiknya di rumah ini.
Kedua orang tua Black dan semua keluarga besar kami menerima kedatangan Diah sebagai calon menantu di rumah ini dengan suka cita dan bahagia. Kami akan mengadakan pesta sederhana untuk meresmikan pernikahan Black dan Diah, hari ini kedua orang tua Diah sudah tiba di rumah.
Selama tiga hari pula Diah selalu tidur bersamaku, aku semakin akrab dan dekat dengannya. Hingga menjelang hari pernikahan yang akan berlangsung siang ini, aku melihat suatu keanehan dari sikap Diah yang selalu mondar mandir ke kamar mandi, wajahnya tampak pucat. Riasan di wajahnya mulai sedikit berantakan serta pakaian kebaya yang kami siapkan untuknya seolah membuatnya sesak.