Diumumkan pada speaker kampus bahwa malam ini akan diadakan pesta April Morp yang tiap tahun memang diadakan di sebuah cafe yang sudah di booking sebelumnya.
cafe yang telah disewa khusus untuk seluruh Mahasiswa bermacam fakultas ini ditutup untuk umum. Pasti pesta itu sangat menakjubkan, makanan enak, hiburan dan hadiah-hadiah pasti akan ada di acara itu nanti.
"Ayo ta, kita semua harus pakai topeng dan dipanggung nanti semua peserta harus melakukan pengakuan tentang April morp mereka semua." ucap Fifi.
"Waaah aku enggak ada begitu-begituan Fi, nanti aku mau ngomong apa?"
"Ya, ngomong aja sebuah pengakuan yang intinya mengejutkan gitu," saran Fifi.
"Kamu kok baru ngomong kalau ada acara beginian? Aku kira cuma nyanyi saja. Jadi aku hanya latihan nyanyi kemarin," balas Arta.
"Iya sudah nanti gampang, bisa diatur deh. Ayok berangkat sekarang," Fifi segera mengajakku berangkat ke sebuab cafe tempat diadakannya acara April Morp itu.
tak lupa Fifi memberi kabar kepada Ginanjar agar siap berangkat juga dari rumahnya.
[ Gin, kita uda siap berangkat nih, kamu juga berangkat ya?] Isi chat Fifi.
[Oke siap say, aku meluncur] Ginanjar membalas dengan cepat. Karena mungkin dia sudah siap dan tinggal menunggu aba-aba saja.
****
Sesampainya disana ...
Malam yang dinanti-nantikan itu. telah terpampang nyata di depan mata, semua pengunjung laki-laki nampak sangat cool dengan penampilan terbaiknya, berduyun-duyun memasuki Cafe itu, banyak yang membawa pasangan. Ada juga yang hanya sendirian namum bergerombol dengan teman-teman, seperti Arta, Fifi, dan ginanjar ini. Mereka asyik wlaupun tanpa pasangan.
Mereka bergiliran memasuki Cafe yang telah disiapkan itu, memakai penutup wajah yang semuanya tampak bervariasi bentuk dan gambarnya, begitu juga ketiga swkawan ini, lalu mereka tak henti-hentinya semua berdecak kagum dengan dekorasi yang begitu cantik luar biasa mengelilingi setiap sudut cafenya, ada yang kongkow ria, ada yang asyik berpacaran, ada yang bercanda-canda dengan teman, dan ada juga yang asyik berkeliling sambil mencari makanan dan minuman.
"Aku tidak percaya ruangan ini disulap sangat indah untuk acara April Morp ini" gumam Arta kepada kedua sahabatnya. Memang dia tidak pernah mengikuti acara seperti ini.
"Waaaah iya, benar-benar luar biasa, aku sangat senang bisa hadir di acara ini, aku kira acara tiap tahun kampus kita ini hanya boleh dihadiri oleh anak-anak yang punya pacar saja, aku tak tahu kalau siapa saja boleh kesini. Terima kasih Fifi sudah ajak kami ya?" tambah ginanjar karena merasa kegirangan.
Ginanjar dan Arta menampakkan tatapan berbinar-binar seakan tak percaya dengan kemegahan cafe yang di lihatnya.
Kemeriahan dan kesenangan bertebaran di dalam cafe tadi, semua bersenang-senang.
Tiga sekawan itu bangkit mengambil minuman dan snack yang sudah ditata dimeja khusus, yang memang dari tadi belum sempat mengambilnya, karena terfokus kepada keindahan ruangan dan ramainya pengunjung.
Acara terus berjalan, diisi dengan sambutan-sambutan para panitia acara, Dosen pembimbing dan beberapa teman mereka yang kebetulan menjadi panitia acara April Morp ini.
lalu diisi acara hiburan sebelum menginjak acara inti, yaitu musik dan nyanyian-nyanyian yang merdu dari anak-anak fakultas kesenian yang memang mempunyai bakat menyanyi, ada juga yang tampil dengan band nya.
"Kita akan tampil nomor sepuluh, Ta. Siapkan mentalmu ya? Lupakan rasa malu dan takutmu. Hari ini anggap saha milik kita bersama. Ayo kita menyenangkan hati dan diri sendiri, mereka takkan mengenal kita. Kita sudah memakai topeng yang full menutupo wajah kita." ucap Fifi sambil tersenyum.
"Iya, aku sudah latihan. Aku akan sebaik-baiknya jadi teman duet kamu, Fi." balas Arta sangat percaya diri.
"Aku jadi penonton kalian saja, sambil makan-makan dan santai. Aku enggak bisa nyanyi soalnya. Hahaaa," tambah Ginanjar.
Semua tampak menikmati acara ini. Arta pun melihat Karen dan David sudha saling bercengkrama. Mereka tertawa-tawa berdua dan saling menggandengkan tangan masing-masing ke linggang lawannya.
"Hummm ... dasar cinta! Emang begitu mungkin yang terjangkit rasa cinta itu. Heran saja. Seketika senang tertawa-tawa, seketika hancur sedih dan menangis-nangi. Seketika dibuat marah-marah. Apa aku juga kelak seperti itu ya?" gumam Arta dalam hati.
Sambil terus menatapi Karen dan David. Ia tak bisa memungkiri walaupun mengelak, dirinya masih memendam perasaan untuk gadis itu. Tak mudah baginya membunuh rasa itu. Sejak di bangku sekolah dirinya telah ternodai oleh perasaan tertari dan menyukai Karen. Sampai saat ini. Meskipu sangat kentara bahwa Karen sama sekali tak memandangnya. Menyapa apalagi? Cinta! Haha mana mungkin. Arta berdebat sendiri.
Acara menyanyi sudah mulai mendekati giliran mereka berdua, Arta dan Fifi yang bertopeng itu. Memakai pakaian pilihan yang Fifi sengaja pilih untuk acara ini, bahkan pasti tidak akan ada yang menyangka kalau itu Arta, dengan pakaian pinjaman yang tampak cool dan berwibawa itu. Berjas tanpa dasi namun terlihat sangat keren. Mereka sudah sering latihan bersama dan memutuskan menyanyikan lagu duet "Menua Bersamamu" yang dimana lagu ini adalah lagu anak muda yang sedang naik daun. Karya dari Musis Jogja ini.
Tepuk tangan meriah oleh hampir oleh semua pengunjung ketika keduanya dipanggil dengan bukan nama asli. Alisa dengan nama duet "Secangkir Kopi" MENUA BERSAMAMU. Mungkin pemilihan lagu yang pas dan banyak pula yang menyukainya. Jadi mereka mendapatkan tepukan dari teman-temannya.
Arta begitu bahagia, dalah malam ini dirimya menjadi seorang artis, banyak dilihat oleh banyak pasang mata. Seandainya dia membuka topengnya itu. Pasti hujatan yang akan ia terima.
Keduanya mulai mendengungkan suaranya ketika musik mengiringi dan siap waktunya untuk menyanyi. Fifi lebih dulu mengisi suara wanita.
"Waow, bagus banget suara Fifi ini. Aku baru dengar dan tahu suara dia saat ini, biasanya hanya terdengar dia berterika di jalan. Menyapaku dan suara ngobrol biasa saja," bisik Arta dalam hati. Arta melihat Ginanjar juga nampak terperangah juga memandang kagum. Waaaah Arta sedikit gugup. Apa iya suara dia bisa mengimbangi Fifi? Meskipun dia sudah latihan tapi kan? Suara dia biasa saja. Hanya bisa nyanyi. Itu saja, tidak semerdu itu.
Tampak beberapa pasangan mulai menikmati musik dan lagu yang mereka berdua nyanyikan. Sebagian melakukan dansa dengan pacarnya. Dan ada juga yang hanya dengan temannya. Tiba-tiba berdatangan beberapa teman pria membawa bunga dan berjalan menuju panggung memberikan kepada Fifi. Mereka itulah yang mengagumi nyanyian itu.
Ketika tiba giliran Arta menyanyi, Fifi pun merasa teman prianya ini tak buruk juga dalam menyanyi. Dia merasa pantas berduet dengannya. Beberapa pasangan bergandengan menuju panggung juga untuk memberikan Arta hadiah, ada bunga, cokelat dan kue yang ia terima sebagai rasa terima kasih para penikmat lagunya mengapresiasi suaranya yang menghibur mereka semua.