Chereads / Mr. Bodyguard Don't Love Me (Bhs Indonesia) / Chapter 49 - Mr, Bodyguard, I...

Chapter 49 - Mr, Bodyguard, I...

Di apartemen Verss, waktu masih sangat pagi, Verss baru membuka matanya membaca pesan masuk di ponselnya.

"Ting Ting!"

Pesan masuk dari Arland, ia mengirim photo yang membuat Verss tersenyum.

"Hehe kak Arland ini"

Wajah konyol Arland dengan mata juling dan mulut mengkerut dalam busana dan make up yang sudah siap untuk pergelaran busananya.

"Hari kedua tanpa Verss, lihat wajahku sudah seperti ini, bagaimana bisa bertahan dua Minggu, huaaaa!" Diikuti emoticon dengan wajah menangis tanpa henti selanjutnya.

"Ting Ting Ting Ting!" Pesan terus masuk.

Verss membalas.

"Makeupmu kurang tebal"

Tak lama Arland menjawab lagi.

"Bagaimana bisa bagus wajahnya, ini wajah tanpa cintaku Levi seperti ini"

Verss tersenyum lagi, ia sudah berjanji pada Arland untuk menunggunya hingga Arland bisa menjalankan pekerjaannya dengan tenang, tapi, apa ia hanya memberinya harapan saja?

Ceklek.

Pintu kamar dibuka dari luar, tampak Gale masuk dengan membawa nampan sarapan Verss pagi itu, hari itu Gale terlihat agak berbeda, ia terlihat lebih santai dengan pakaian polo shirt berwarna putih dengan celana jeans, Verss bilang ia mengijinkan Verss kembali menjadi pengawalnya dengan syarat ia mengubah penampilannya di rumah, ia sakit mata lama-lama melihat penampilan Gale yang selalu sama setiap hari, Verss baru sadar dalam lemari pakaian Gale hanya ada kemeja putih dan celana hitam, dan piyama tidur berwarna navy, sepatu pantofel hitam mengkilap dengan merk yang sama, dalam pasangan yang banyak sekali, tidak ada pakaian lainnya, dan ia mulai mendesak Gale untuk mencari pakaian lain atau ia akan mengusirnya dari apartemennya.

"Tuan muda kau sudah bangun?" Gale masuk dan mendekat, ia berhenti di samping ranjang Verss yang masih belum mau bangun.

"Tuan muda apa tidak enak badan?" Gale meraba kening Verss, tapi Verss menggelengkan kepalanya, ia tersenyum meraih tangan besar Gale.

"Tidak apa-apa Gale, hanya masih mengantuk"

Gale tersenyum.

"Hari ini baru akan ada acara di sore hari, tuan muda sarapan saja lalu tidur lagi setelah ini"

Verss tersenyum.

"He mana bisa begitu, nanti badan menempel di kasur terus"

Verss hendak bangun dari rebahnya tapi tangan Gale menyentuh dahinya, gerakan Verss berhenti, melihat dari jarak dekat mata Gale yang menatapnya dalam.

"Tuan muda, aku, merindukan tuan muda, em, apa, tuan muda juga memikirkan ku?"

Verss diam, melihat wajah Gale dari jarak sangat dekat, bentuk mata yang tajam mencekung ke dalam, rahang yang jelas dan sangat maskulin, bibir tipis yang penuh, bau tubuh yang harum bercampur deodoran dan pewangi mahalnya, ia tak banyak memperhatikan semua itu sebelumnya, tapi, Gale memang sangat menarik, kalau ia sedikit saja menebar senyum pada wanita manapun semua akan takluk padanya.

Tapi, di mata Gale hanya ada dirinya, wajah Versa yang tepat ada di dua bola matanya, wajah yang makin mendekat pada Versa, dengan sangat hati-hati mengangkat tangannya memegang rahang dan leher Verss lalu memiringkan kepalanya mencium bibirnya.

Gale duduk dipinggir ranjang dengan tubuh Verss yang terbaring lurus di atas ranjangnya pasrah saat tangan Gale menyentuhnya, memegang leher belakangnya, mengangkat pinggang rampingnya, menyatukan hawa tubuhnya pada Verss.

"Gale"

Gale tak memberikan Verss kesempatan untuk menolak, ia telah lancang berani menyukai Verss yang jauh di atasnya, ia tak memiliki apapun kecuali tubuhnya, memberikan seluruh tubuhnya untuk menjadi tameng pelindung bagi Verss, menjaganya dari segala bahaya, menaunginya saat ia panas, menggandeng tangannya agar ia tidak menjauh, memeluknya saat ia takut, ia bisa memberikan semua itu untuk Verss, apapun untuk dirinya.

Dalam kepala Verss saat mencium dan memeluk Verss kini.

"Gale, apa, kau menyukaiku?" Tanya Verss, Gale mengangguk, ia mengangguk dan membenamkan kepalanya dalam leher kurus Verss.

"Iyah, aku sangat menyukaimu tuan muda, apapun akan kuberikan untukmu, apapun"

Tubuh Verss masih menyatu dengan ranjang tapi ia menekuk lututnya saat Gale mengangkat pinggangnya, tangan Gale merayap meraba pinggang hingga punggung Verss yang halus di balik piyamanya, memperlakukan Verss begitu lembut layaknya ia porselen berharga yang bisa disentuh tapi dengan sangat hati-hati.

"Tuan muda"

Ponsel di samping ranjang Verss terus berbunyi, pesan masuk Arland sejak tadi.

"Levi jangan biarkan Gale mencari kesempatan yah, kau harus janji yah!"

Pesan tanpa berhenti terus masuk.

"Levi i love you!"

"Levi!"

"I love you!"

Dan terus saja masuk walau Verss tidak menjawabnya.

"Levi jawab donk!!!"

"Leviii"

Sebesar apapun samudra aku pasti akan melaluinya demi dirimu, sepanas apapun matahari, aku akan selalu menjadi pelindungmu, sekeras apapun badai yang menghantam tanganku tidak akan pernah melepaskanmu, jangan lepaskan tanganku, dan biarkan kita melalui jembatan itu bersama, karena bersamamu apapun bukan masalah bagiku, just hold my hand and don't let Go, ever.

.......

Tapi, musik berhenti...

Pranng!!

Gelas jatuh di atas meja ranjang Verss, ia mendorong Gale yang sejak tadi tak berhenti mencumbunya.

"Gale!"

Gale mengerutkan dahinya, apa ia sudah menyakiti tuan mudanya?

"Tuan muda"

Vers ingat, ia juga sudah berjanji pada Arland untuk menunggunya, ia tak boleh mengingkari janjinya, Verss berdiri cepat dari ranjangnya.

"Aku mau mandi"

Gale yang masih bingung menyusul Verss cepat.

"Eh tuan muda"

Verss membuka pintu kamar mandi dan menutupnya tepat di depan wajah Gale.

"Tuan muda eh"

"Tolong keluar dulu Gale!"

"Tuan muda!"

Ponsel Verss masih terus berbunyi, total ada enam puluhan pesan dari Arland dan masih masuk terus.

"Levi sayang!"

"Levi-ku!"

"Leviii !!!!!!!"

Verss berdiri membelakangi pintu kamar mandinya, berusaha mengatur napasnya yang terengah, bagaimana ini, apa yang harus ia lakukan? Ia rasa, ia sudah jatuh cinta pada Gale, tapi, bagaimana perasaannya terhadap Arland? Bagaimana ia bisa terlibat dalam hal ini, bagaimana bisa dua orang itu memberikan ia detak jantung yang cepat seakan ia mau pingsan, tapi bagaimana mungkin? Gale? Atau kak Arland? Verss mengacak rambutnya, ia tak tahu apa yang harus dilakukannya kini.

"Akkhh" teriaknya.

..............

Beberapa menit setelah Verss masuk kamar kecil.

"Versss baby!" Suara Derek yang sudah memasuki apartemen.

Ia berhenti di depan pintu kamar melihat Gale masih berdiri di depan pintu kamar kecil, matanya melotot ke arahnya.

"G Gale? Ap apa yang kau lakukan di kamar Verss? Mengambil kesempatan yah? Kita harus bertarung adil tidak boleh masuk kamar Versa sendirian!" Suara cempreng Derek, rupanya ia sudah tak takut dengan pandangan tajam Gale yang bisa membunuhnya, Gale mendekati Derek dan mendorongnya keluar.

"Sudah jangan berisik, keluar sana!"

Tapi Derek bersikeras melihat kamar mencari Verss.

"T tapi, ini harus ditegaskan lagi Verssa tidak memilihmu yah, kau tidak boleh curi-curi kesempatan ini curang namanya, Verss!! Baby!"

Gale mendorong Derek hingga keluar kamar dan menutup pintu kamar di belakangnya.

"Cari mati yah! Tuan muda sedang istirahat jangan berisik"

Tangan Derek berusaha menggeser tubuh besar Gale tapi pria berusia dua puluh enam tahun itu tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.

"Aduh minggir! Verss! Tolong raksasa ini menghalangi jalan, aduh kau ini"

######

THE END.