Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Sheeqa11

đŸ‡źđŸ‡©Rista_Villya
--
chs / week
--
NOT RATINGS
1.7k
Views
Synopsis
Almira benar benar tak menyangka jika Aska,calon tunangan yang dijodohkan oleh orangtuanya akan berusaha menepati janjinya. 'Aku berjanji Ra,,kau akan mendapatkan impianmu" kata Aska sungguh sungguh sambil menggenggam tangan Almira,sorot matanya meneduhkan tapi ada ketegasan disana. Apakah yang dijanjikan oleh Aska pada Almira,,baca cerita selengkapnya yaaa,,,semoga suka..terima kasih

Table of contents

VIEW MORE

Chapter 1 - Menepati Janji

Almira tertunduk cemas, dia benar-benar tidak menyangka jika Aska calon suami yang dijodohkan oleh orangtuanya menghilang sebelum pernikahan mereka.

Pantas saja semenjak kedatangannya di hotel tempat acara mereka akan berlangsung, dia tidak melihat Aska.

Semua keluarga inti berkumpul di kamar calon pengantin,mereka duduk di ruang tamu kamar Presidential suite hotel bintang lima tersebut.

Wajah tegang pak Yusuf ayahnya dan juga pak Arga papa Aska ,membuat Almira tidak bisa berkata kata.Air matanya juga sudah dapat ditahannya,menetes pelan membasahi pipinya yang pucat.

Kak Fatih berdiri menghadap jendela dan menyandarkan satu tangannya ditembok diatas kepala,dia benar benar tidak habis pikir bagaimana mungkin Aska melakukan ini.Bukankah dia sangat mencintai Almira,tapi kenapa tidak mau menikahinya..??

Sementara Bu Nisa bundanya Almira duduk bersanding dengan bu Yulia mamanya Aska,mereka mengapit Almira sambil berusaha menghiburnya.

Bu Nisa mengusap kepala Almira yang menyandar di bahunya,sementara bu Yulia menggengam tangan Almira sambil mengusap ngusapnya.

"Sabar ya sayang,,Bunda yakin semua akan baik baik aja" kata Bunda lembut

"Iya ,sayang..Mama janji besok pernikahan pasti tetap dilaksanakan"sahut bu Yulia

Almira mengangguk pelan,sambil mengusap air matanya.Dia menangis bukan karena sedih akan perasaannya sendiri tapi memikirkan perasaan para orang tua itu.Sungguh dia sangat geram pada Aska yang bertindak senekat ini.

"Permisi Pak,Bu..ini saya menemukan surat dari Mas Aska di kamarnya" tiba tiba masuklah Dani asisten Aska ketempat mereka berkumpul.Lalu dia menyerahkan sebuah amplop kepada pak Arga.

Pak Arga segera membukanya dan membaca surat itu sedikit keras sehingga semua bisa mendengarnya.

"Assalamualaikum ,buat semua yang Aku hormati dan sayangi.

Papa,Mama,Ayah juga Bunda.Aska mohon maaf yang sebesar besarnya atas tindakan ini.

Buat kamu Ra,maafin aku ya..Aku tau,kamu pasti sangat marah dan kecewa padaku tapi aku berharap ini yang terbaik buat kita.

Dan terakhir,buat kak Fatih Aska ada permintaan..mohon dengan sangat,Aska titip Almira ya.Tolong Kakak gantiin Aska nikahin Almira,jaga dan bahagiakanlah dia untukku Kak..

Sekali lagi Aska mohon maaf yang sebesar besarnya pada semua..

Terima kasih,Wassalam ".

Kata kata yang cukup singkat,,tapi membuat semua yang ada disitu sangat terkejut.Tak ada yang menyadari kalau tubuh Fatih menengang dan sorot matanya tak terbaca.

" Huff..bagaimana bisa anak itu sangat tidak bertanggung jawab " erang Pak Arga sambil menghela nafas kasar.

Dia meremas surat Aska lalu menatap bu Diah.Beberapa saat mereka saling padang,bicara dengan mata.Lalu Bu Diah mengangguk pelan,mengisyaratkan kalau dia juga setuju.

" Yusuf,,aku sungguh sangat menyesal atas perbuatan Aska ini.Kumohon tolong maafkan kami "

" Dan aku tau Kau juga pasti sangat kecewa, tapi sungguh aku tetap ingin melanjutkan hubungan ini.Jadi aku dan Yulia merasa langkah yang terbaik adalah menyetujui permintaan Aska " sambung pak Arga lalu terdiam sesaat.

" Namun keputusannya kuserahkan padamu " lanjutnya

Pak Yusuf menatap bu Nisa,lalu beralih ke Almira.Dia menghela nafas perlahan.

" Aku juga menyetujuinya, tapi keputusan kuserahkan pada Almira dan juga Fatih .Apakah mereka setuju untuk menikah,karena nanti merekalah yang akan menjalaninya " jawab pak Yusuf bijak lalu menatap Almira.

Pak Arga mengangguk lalu dia menatap Fatih.

" Sayang bagaimana menurutmu? " tanya pak Yusuf lembut pada Almira.

" Ikuti kata hatimu Nak,jangan lakukan untuk kami.Kebahagianmu adalah yang utama tak perlu pedulikan kami " sambung Pak Arga

Almira mengangkat kepalanya,dia menatap ayahnya.Pak Yusuf tersenyum tapi Almira melihat kesedihan di sorot matanya,dia lalu menoleh pada bundanya.

" Apapun keputusanmu kami mendukungnya Mia sayang " tegas bu Nisa menatapnya sambil tersenyum dan mengangguk perlahan .Mia adalah panggilan kedua orang tuanya yang mengikuti sebutan Almira pada dirinya sendiri sejak kecil.Mungkin karena belum bisa menyebutkan kata mira jadilah mia.

" Maaf Ayah,Mia tidak bis... "

" Aku bersedia " ucap Fatih memotong perkataan Almira.

Mata Almira membulat tak percaya.Lalu dia menoleh ke arah Fatih yang masih menghadap ke jendela.Dipandangnya tubuh Fatih yang membentuk siluet di depan jendela,jantungnya berdebar sangat kencang.

" Aapa..apa aku tidak salah dengar " ucapnya dalam hati.

Semua mata yang sedang mandang Almira,serentak menoleh ke arah Fatih.

" Benarkah Nak? " tanya pak Arga untuk menyakinkan bahwa mereka tidak salah mendengar.

Fatih mengepalkan tangannya dan menghela nafas panjang,lalu dia membalikan tubuhnya.Ditatapnya satu persatu orang orang yang ada diruangan itu,mereka menatapnya penuh harap dengan wajah tegang sedikit cemas.Kecuali Almira,gadis itu langsung menundukan kepala saat mata mereka bertemu.

Fatih melangkah mendekati Almira ,langkahnya pelan tapi pasti.

" Aku akan menikahimu Al " ucap Fatih lagi menegaskan.

Almira mengangkat kepalanya tapi kemudian tertunduk kembali saat melihat jika Fatih sedang menatapnya.Sorot matanya tajam tapi ada pancaran misterius yang membuat Almira tak bisa mengartikannya.

" A..aa..aku.. " katanya terbata ,tenggorokannya tercekat tak bisa berkata kata.

" Kita perlu bicara Al, sebentar " ucap Fatih.Dia menatap ayahnya kemudian pak Yusuf meminta persetujuan.

Pak Yusuf menghela nafas panjang lalu menganggukan kepala.

" Bicaralah kalian,nanti kami kembali " ucapnya, kemudia dia mengulurkan tangan pada bu Nisa.

" Jangan ragu Nak,ikuti kata hatimu " bisik bu Nisa pada Almira sambil tersenyum lembut,dia lalu bangun dan menyambut uluran tangan suaminya.

Mereka meninggalkan kamar pengantin tersebut di ikutin oleh pak Arga dan bu Diah juga Dani.

Hening sesaat,keduanya mencoba menetralkan detak jantung masing masing.Fatih duduk di depan Almira,ditatapnya gadis cantik itu.Sedang Almira tetap tertunduk tak berani mengangkat kepalanya menatap Fatih.