Menjadi seorang istri memanglah tidak mudah. Kadang aku merasa kalau aku belum sepenuhnya pantas menjadi istri, sebab itulah yang kulihat dari Habib. Padahal aku istrinya, tapi dia memilih untuk menyetrika pakaian sendiri. Entah apa aku baginya.
Seperti pagi ini, aku bangun kesiangan karena kelelahan. Entah jam berapa aku tidur semalam, bahkan sholat tahajud pun kulewatkan. Untung saja sempat bangun untuk sholat subuh, itupun aku tidur lagi setelahnya. Dan Habib tampak sedang menyetrika baju kemeja miliknya saat aku terbangun.
"Mau kemana, Mas?" tanyaku dengan suara serak.
"Mas mau ke kampus, ada rapat dosen yang harus Mas datangi pagi ini," jawabnya tanpa menoleh padaku.
"Rapat?" Aku bangkit dan duduk bersila diatas tempat tidur. "Kenapa Mas tidak membangunkanku? Kan aku bisa membantumu menyetrika pakaian atau membuat sarapan," kataku lagi.
"Tidak perlu, Mas sudah sarapan. Dan sekarang tinggal menyetrika baju untuk dipakai nanti," balasnya masih tidak menoleh.