Kurasakan elusan lembut di kepalaku sambil bersandar di bahu kokoh di sebelah kanan ku. Sudah hampir jam sembilan malam, dan aku masih berada di rumah sakit bersama Habib di depan ruang rawat.
Alasan kami masih berada di sini ialah, karena aku ingin bertemu dan memastikan kalau Umar baik-baik saja. Setidaknya aku harus melihat keadaannya sebelum kami pulang.
"Mbak El." Kepalaku otomatis tegak melihat Farida keluar. "Umar ... mencarimu," sambung Farida lagi membuat ku langsung berdiri.
"Benarkah? Apa Mbak boleh masuk?" tanya ku.
Farida mengangguk pelan. Ada sedikit binar di mataku saat mendapat respon positif itu, ku lirik Habib untuk meminta ijin. Dan seperti biasa, dia mengijinkan ku tanpa syarat.
"Ayo, Mas!" ajak ku pada Habib.
"Tidak, Mas di luar saja."
Sedikit aneh dengan penolakan yang Habib berikan, tapi aku tidak ambil pusing dan langsung masuk. Sekali lagi aku menoleh ke belakang, Habib kembali mengangguk untuk memberikan keyakinan padaku.