"Bagus, pergilah yang jauh. Kalau tidak ada ongkos, Mas punya uang cash untukmu," balas Habib.
"Mas!" tegurku. "Kamu ini bicara apa, Farida? Mbak akan menjagamu, jangan hiraukan ucapan mas Habib," kataku lagi pada Farida.
Tapi yang namanya perempuan pasti perasaannya lebih sensitif dari laki-laki, dia juga pasti begitu. Dari tatapan matanya, aku bisa melihat betapa kacaunya pikiran Farida saat ini. Memang sudah tidak ada lagi orang yang bisa dimintai bantuan selain kami, jikalau kami bisa membantupun pastinya dia akan sangat merasa kehilangan harga diri.
Bagaimana tidak, dia yang dulunya berlaku buruk pada kami, sampai-sampai membuatku hampir kehilangan nyawa karena kedengkian dalam dirinya. Dan sekarang, dia datang kepada kami dengan masalah yang tak kalah berat dari masalah kami sendiri. Tentunya itu akan membuat kami merasa sangat terbebani.
"Farida, Mbak akan menjagamu," kataku sekali lagi berusaha meyakinkannya.