"El ..." lirih Habib sambil menatapku.
Saat itu aku sudah tidak berkata apa-apa lagi, yang kurasakan hanyalah leher yang tercekik tanpa bisa mengalirkan oksigen. Mungkin hanya beberapa oksigen saja yang masuh, dan itu benar-benar membuatku kesakitan.
Mataku berbair saat semakin lama leher ini tercekik. Semakin lama lilitan kainnya juga semakin kuat, hingga yang kurasakan sekarang adalah rasa sakit yang luar biasa. Ingin batuk pun susah, apa lagi bersuara.
Salah satu body guard Habib sudah terkapar di lantai, sementara bodyguard yang lain sedang memapah Aisyah untuk bisa duduk di kursi kayu di dekat pintu. Adikku itu kelihatan benar-benar kelelahan.
Kini, dua orang suruhan pak Yanto yang sebelumnya sempat menyamar menjadi bodyguard Habib ada di sekelilingku. Salah satu dari mereka bahkan tidak segan-segan menyentuh bibirku dan membuat Habib meradang.
"Hey, ingat! Jika kamu menyakiti bos kami, maka istrimu tidak akan selamat!" ancam lelaki yang mencekik-ku.