Teringat akan pesan yang kusampaikan pada Umar tadi malam, aku jadi berpikir apa mungkin Farida sedang ada di dalam untuk menyiapkan makanan atau sedang bersih-bersih? Aku dan mbak Anisa masuk ke rumah setelah kakak iparku ini setelah mengeluarkan barang bawaan dari bagasi mobil Umar.
Azka masih terus menangis sesenggukan sambil duduk di pangkuan Habib di ruang tengah. Anak itu memang cukup dekat dengan ayahnya, bahkan tak jarang bang Fahri sebagai ayahnya juga tidur di kamar Azka saat dia pulang larut.
Bang Fahri pernah bilang padaku, kalau Azka adalah belahan hidupnya. Dia sangat menyayangi putranya itu, dan hanya dengan berdiri dari sini aku bisa melihat tatapan kasih sayang bang Fahri terhadap putranya dengan mata yang berkaca-kaca.
Kuhampiri bang Fahri yang duduk terdiam di kursi rodanya. "Bang ... maafkan aku," lirihku berjongkok di hadapannya.