Benturan yang keras itu membuat kepalaku berdenyut, tapi untungnya tak sampai menghilangkan kesadaranku. Hingga saat aku mendapatkan kembali kesadaran yang sepenuhnya, kudapati bang Fahri sudah bersandar di bahuku dalam keadaan mandi darah.
Bahu kiriku rasanya sakit sekali untuk di tegakkan. Menoleh ke belakang, kudapati Farida sudah tertidur di lantai mobil. Tidak kuketahui kondisi pastinya seperti apa, yang jelas dia pingsan. Kurasa dia mendapat luka serius, sebab tidak memakai sabuk pengaman.
Kulihat ke samping kanan mobil, ada sebuah truck berwarna kuning yang diam di luar. Bempernya sedikit penyok, saat itu barulah aku sadar kalau kami di tabrak dari samping. Ingin membangunkan bang Fahri juga tidak bisa, karena posisi tangan kanan ku terhimpit tubuhnya.
"Ada yang selamat! Ada yang selamat!"
"Ayo, bantu-bantu!"