Mata yang tadinya sudah kering kini kembali basah. Lututku mendadak lemas hingga tak sanggup menopang berat tubuh dan akhirnya ambruk ke lantai. Wajahku tertunduk menghadap tempat tidur dan ya ... aku menangis sejadi-jadinya.
Setelah bersusah payah aku meyakinkan Habib untuk mau membebaskan Farida dari penjara, dengan harapan bisa mengetahui siapa ibu kandungku yang sebenarnya dan menemui dia untuk melepas rindu, tapi aku malah ditampar keras oleh kenyataan tentang ibuku yang sudah meninggal.
Rasa sedih pasti ada, kecewa dan juga marah. Aku berharap orang dalam foto itu tidak hanya bisa kulihat gambarnya saja, tapi juga memeluknya. Tapi yang ada? Itu hanya angan semata.
"Mas tahu kamu sedih, tapi memang itu kenyataannya. Bu Ranti sudah meninggal lima tahun enam tahun yang lalu, El." Habib mengusap punggungku sambil berusaha menenangkanku.