Bunda tersenyum kecut. "Mana mungkin aku bisa merasa beryukur atas kehadiran putri yang sama sekali tidak kuinginkan."
"Maksudmu?" tanya umi mewakili pertanyaanku.
"El bukan putri kandungku, dia anak istri kedua dari suamiku."
Jawaban itu membuatku melotot tak percaya. Semakin kubuka telinga lebar-lebar untuk bisa mendengar percakapan mereka dengan lebih jelas. Ya, Allah ... semoga saja yang tadi itu aku hanya salah dengar.
Jangan panik, jangan sedih, ya aku pasti hanya salah dengar. Mari kita dengarkan penjelasan bunda lebih lanjut. Penjelasan yang akan membuka pikiranku agar tidak salah paham lagi.
Bunda menarik napas perlahan, mengusap sedikit jejak air mata di pipinya dan bersiap untuk memulai cerita. Begitu juga denganku yang semakin mempersiapkan diri dan batin untuk menerima manis dan pahitnya cerita yang kudengar.