Dua orang berbadan kekar berdiri di depan pagar rumahku ketika kami baru saja kembali dari pesta pernikahan Ayu. Mereka pasti orang suruhan Habib yang waktu itu datang ke rumah. Ya, aku bisa memastikan hal itu meski hanya melihat mereka dari dalam mobil saja.
Habib turun dan menghampiri kedua orang itu sebelum dia memasukkan mobil ke area garasi, ya lebih tepatnya masih parkir di pinggir jalan. Entah apa yang mereka bicarakan sebelum Habib membuka gerbang, yang jelas itu memakan waktu cukup lama.
"Mereka datang lagi?" tanyaku ketika Habib kembali masuk ke mobil untuk dimasukkan ke garasi.
"Iya, kamu langsung naik ke atas, ya? Nanti Mas nyusul," kata Habib sekaligus memberiku perintah.
Habib keluar mobil tanpa membukakan pintu untukku. Jelas ini sudah menjadi suatu perubahan sifat yang mencolok di mataku. Sebelum menikah dengan Aisyah, Habib selalu membukakan pintu mobil bagian kiri untukku keluar.