Aku menatap bayangan diriku di pantulan cermin dengan saksama. Ingat perkataan mbak Rosma tadi aku rasanya masih belum percaya kalau dia pernah dimadu sebelumnya. Padahal aku ingat betul Bagaimana kisah rumah tangga mbak Rosma dan suaminya itu.
Mbak Rosma itu sudah seperti kakakku sendiri. Dari sorot matanya aku tahu kalau apa yang dihadapi selama ini tidaklah hal yang mudah. Meski mbak Rosma belum cerita banyak hal padaku tapi aku rasa itu cukup mudah dimengerti karena kami sesama wanita.
Aku hanya bisa menghela napas berharap jika nanti aku bisa lebih kuat dari Mbak Rosma. Ku ambil kapas dan kutuang micellar water diatasnya lalu mengusap Ke wajahku dengan penuh kelembutan untuk mengangkat sel kotoran.
Ini sudah menjadi aktivitas sehari-hari sebelum tidur karena setelah makan malam aku Habib Abi dan Umi langsung ke kamar kami masing-masing. Jangan tanya habis ke mana dia memang tidak ada bersamaku sekarang karena tadi Dia pamit keluar untuk pergi ke caffe.