Aku masih bingung harus dengan cara apa menjelaskan pada Ayu tentang kondisi rumah tanggaku sekarang. Sejak acara wisuda kami waktu itu, aku dan Ayu sudah tidak pernah bertemu lagi, bahkan kami juga sudah jarang berkirim pesan atau teleponan.
Bukannya memutus silaturrahim, tapi memang pada dasarnya kami berdua sama-sama sibuk. Ayu sendiri memang sudah berencana untuk melamar sebagai tour guide atau yang kerap disebut pemandu wisata di salah satu cabang wisata Jakarta.
Sedangkan aku sibuk dengan urusan rumah tangga yang ... entah kapan akan berakhir. Dan disinilah kami sekarang, duduk berdua diantara satu meja bundar dengan segelas coffe latte di hadapan kami masing-masing.
Aisyah dan mertuaku masih sibuk didalam butik, tapi aku berhasil mendapat ijin dari mereka untuk ngobrol bersama temanku di caffe seberang butik itu. Melihat raut wajah Ayu yang menatapku tajam, membuat ruang gerak tubuhku serasa dibatasi.