Aku terbangun ketika kudengar suara merdu melambai-lambai ditelingaku. Suara ini, adalah suara yang kurindukan sepanjang hari setiap kali Habib tidak ada dirumah. Meski berat, kupaksa mata ini untuk terbuka dan melihat sekitar yang tak kuketahui namanya.
Hal pertama yang kulihat adalah plafon berwarna putih, kemudian bunyi dispenser kecil dan juga bau obat-obatan yang menyengat. Perlahan kurasakan ada yang menghampiriku di sisi kiri, dan dia adalah orang yang kucari.
"El, kamu sudah siuman? Bagaimana keadaanmu? Apa ada yang sakit?" tanyanya yang mencemaskan keadaanku.
"Tidak, Mas. Aku baik-baik saja," jawabku.
Kulihat dia memakai baju koko warna biru muda yang belum pernah kulihat sebelumnya. Aku tidak ingat kapan terakhir kali Habib membeli baju koko model itu, tapi kurasa dia baru pertama kali memakainya.