Tidak pernah ada pernikahan semulus jalan tol, selalu ada lubang-lubang penghambat memicu pertengkaran dalam kehidupan rumah tangga, baik itu lubang besar atau kecil. Bahkan sampai detik ini aku masih tidak mengerti kenapa Habib terus menyalahkan diri sendiri setelah tahu kemungkinan kam untuk punya anak sangat kecil.
[El, kamu dimana? Mas tahu ini semua salah Mas, tapi Mas mohon padamu pulanglah. Sekarang sudah malam, tidak baik seorang istri berada diluar rumah tanpa pengawasan suami. Jika kamu merasa kecewa karena Mas, maka Mas siap menceraikanmu]
Ah, aku benci membaca kata terakhir dari pesan yang Habib kirim padaku. Tidakkah dia tahu kalau perceraian itu hal yang sangat dibenci Allah? Dia sendiri yang mengatakan pada Umar dan Farida dulu, kalau perceraian itu tidak baik.
Sekarang kenapa malah dia yang berniat menceraikanku?