Chereads / Sepenggal kisah / Chapter 12 - Menerima kenyataan

Chapter 12 - Menerima kenyataan

Nalon seakan melupakan Asti tapi ia sudah masuk lagi kelubang yang sama.

Nalon selalu melakukan sandiwara cintanya.

Silla selalu mengutuk hatinya agar ia percaya pada suami nya itu.

Sore tiba Nalon sengaja mampir kerumah Asti untuk memastikan kalau Asti baik-baik saja.

Tapi mau bilang apa jadinya disaat mereka bertemu.Lagi-lagi cumbuan mesra dari Asti tidak bisa dielaknya.

Rayuan maut Asti tak mampu membendung pertahan Nalon agar tetap setia pada Silla.

Permainan ranjang Asti jauh lebih liar dan memuaskan dari pada Silla yang standar.

Memang nafsu dunia ini tidak bisa ditukar dengan apapun karena Nalon adalah laki-laki normal.

Hingga larut baru lah Nalon bergegas untuk pulang.

Dirumah

Seperti biasa Nalon pulang dengan keadaan yang lelah dari kerjanya.

Sebagai istri Silla menyiapkan segala keperluan suaminya.Entah jam berapa tidak ada pengaruhnya untuknya walau ia juga sudah lelah seharian mengurus rumah dan merawat anak sematawayangnya. 

Ada takut dihati Nalon akan dustanya pada Silla tapi jauh - jauh ia buang dengan menyiram tubuhnya dengan Shower yang tercurah ditubuhnya.

Betapa rumitnya diartikan dengan kata-kata perasaan mereka saat ini.

Pagi tiba 

Ciuman hangat sudah menempel dipipi Nalon seraya Silla membangunkannya.

Nalon bekerja seperti biasanya tak ada curiga dihati Silla.

Suatu ketika Silla pergi kemall untuk belanja bulanan karena ia tidak mau mengganggu Nalon yang selalu pulang malam dan sibuk.

Tampak Silla mengajak anak sematawayangnya itu Silla sangat menikmati perannya sebagai ibu,walau ia masih muda tapi dia sangat menikmati perannya itu.

Entah apa yang membuat mata Silla menuju suatu tempat,ia ternganga melihat Nalon tengah bercanda sambil makan dicafe di mall itu.

Hancur sekali perasaan Silla menyaksikan itu semua.

Silla tak tahan menahan sakit hati ini.

Dia melabrak dua insan yang tengah mabuk asmara itu.

"Jadi ini yang kamu bilang sibuk!"

"Aku harus gimana lagi mempertahankan kamu Mas!?"

"Aku udah terima kesalahan kamu dulu!"

"Tapi apaaaaaa,hah...!

Sakit banget rasanya "isak Tangis Silla histeris.

Nalon mengejarnya dan mencari alasan yang tepat tapi Silla sudah benar-benar sakit dan berlari membawa anaknya.

Silla benar-benar frustasi dan hancur mobil yang ia tumpangi itu ia parkirkan dipelataran rumah.

Terlihat ia mengemasi semua bajunya dan peralatan Anaknya kedalam koper.

Silla sudah frustasi entah kemana dia membawa kopernya itu.

Nalon yang baru sampai pun langsung mencegah Silla pergi

"Sil,kamu mau kemana sil??,kita bisa bicarain"

"Jangan sentuh aku dengan tangan kotormu itu"

"Aku udah capek Mas....,"

"Sil,kasihan Deo nya "

"Kasihan???"

"Tanya hati kamu Mas!!!,aku benar-benar jijik,sama kamu!!"

"Jika aku bertahan,sampai kapan Mas...,Aku menyerah Mas...,maafin aku.lebih baik aku yang mengalah dan menjauh agar kamu bisa bersama kenanganmu itu"

Sil.....,Sil......,!!!!!! Panggil Nalon

Silla sudah membulat niatnya untuk pergi walau ia tidak tahu hendak kemana.

Silla menuju hotel yang agak jauh dari kediamannya.

Didalam hotel

Silla menangisi nasibnya terlihat Silla memeluk anak sematawayangnya itu.

Silla benar-benar frustasi dia harus bangkit dari keterpurukan ini karena ini memang keputusan yang tepat.

Semakin dia mempertahan Nalon,semakin juga Nalon menjauh.

Silla mengingat-ingat tentang dirinya dan Nalon.

Memang Silla naif mencintai itu bukan harus memiliki tapi apalah dayanya sekarang dia punya Judeo.

Tak terasa hari sudah pagi Silla masih tetap terjaga bola matanya setia terbuka untuk menghadapi kesedihannya itu.

Mendengar suara tangisan Judeo yang lapar membuat Silla bersikap tenang.Silla tidak mau anak sekecil itu ikut yang menanggung.

""Tuhan dulu aku ingin berbakti padamu tapi engkau titip anak ini dirahimku hingga aku bertemu dengan Ayah anak ini.Engkau juga menghadirkan cinta padaku.Hingga sekarang aku ingin mempertahankan cintaku.Engkau membuatnya jauh dariku"Lirih Silla dalam Tangisnya.

Mencintai itu tidak salah tapi orang dicintainya yang salah.

Sudah dua hari kepergian Silla dari rumah Nalon juga mencarinya kerumah orangtua Silla tapi hasilnya tidak ada.

Nalon juga menanyai keberadaan Silla dengan sahabat Silla tapi juga tidak ada.

Nalon mencoba terus menghubungi Silla tapi nomornya tidak Aktif.

Nalon merasa kalau kali ini Silla serius dengan Ucapannya.

Dihotel

Silla tampak lebih baik dari sebelumnya .

Dia harus mencari Apertemen atau kontrakan.

Silla berencana untuk mencari pekerjaan karena selama lulus kuliah dia belum pernah mencari pekerjaan apalagi statusnya tengah mengandung.

Silla sudah mendapat kontrakan yang sederhana tapi itu sudah cukup baginya bersama anaknya.

Dia mengganti kartu simcardnya agar Nalon tidak dapat menghubunginya.Dia memang sudah tenang tapi setiap dia mengingat akan Nalon dia pasti menangis.

Ya,kalau sudah menyangkut perasaan dia masih sakit hati tapi dia harus bangkit,lagi pula dia tidak mau ketergantungan memakai uang Nalon,yang mungkin sebentar lagi jadi mantan suaminya.

Dikontrakan Silla memang beruntung karena didaerah itu ada tempat penitipan anak

(day care).Jadi dia lebih bebas untuk menguasai dirinya.

Hari itu Silla tampak sibuk dia mencari lowongan pekerjaan diinternet yang ada diponselnya.

Hingga ia ketemu Silla mencoba mendaftarkan dirinya secara online.

Silla berharap bisa segera bekerja karena Silla tidak tergantung dengan Nalon.

Sudah tiga hari Silla menunggu panggilan kerja tapi belum ada orang yang menghubunginya.

Terlihat ia mengajak Judeo bermain Judeo memang anak yang baik dia tidak cengeng bayi yang berusia lima bulan itu tampak lucu inilah membuat Silla selalu tegar menghadapi kegalauan dihati hatinya.

Ponsel Silla berdering cepat-cepat Silla mengambil ponselnya dan melirik ponselnya dan mengangkatnya.

"halo..."

"Iya saya sendiri...."

"Jadi,,, besok saya sudah bisa langsung interview ya mbak terimakasih"Ujar Silla diponselnya seraya mematikan ponselnya dan langsung menggendong Judeo dengan riang.

"Sayang besok mama mau interview sayang jadi maafin mama ya kalau Deo mama titip di daycare."

Pagi-pagi benar Silla sudah mempersiapkan perlengkapan Judeo dia tidak mau Deo kekurangan saat dia bekerja nanti.Didalam Tas Deo sudah lengkap ia persiapkan.

Sebelum kekantor Silla pergi menitipkan anaknya.

Silla sebenarnya gugup karena baru ini dia melamar suatu perkerjaan.

Dengan Map amplot yang berwarna coklat itu dia masuk menemui recepsionis.

"Mbak Saya Silla yang melamar kerja tempo hari,kemaren saya mendapat panggilan untuk menemui ibu Rosa."

"Oh,langsung saja mbak masuk lewat pintu itu"Ucap recepsionisnya seraya menunjuk arah tujuan Silla.

Tuk.....,tuk.....,pintu itu diketuk Silla

"Masuk" Suara dari dalam.

Melihat perawakan ibu Rosa Silla agak gugup

Terlihat menor dan judes.

"Saya Angelica Prisilla bu yang melamar kemaren"

"Oh,kamu silakan duduk....."Ucap ibu Rosa ramah membuat Silla lebih tenang.

"Kamu tahu Tugas kamu disini sebagai apa?"

"Belum tahu bu...." Ucap Silla agak bingung

"lowongan di Sini hanya membutuhkan Seketaris dan admin ya tergantung pimpinan lah lagi pula kamu belum ada pengalaman kerja kan"

"Tapi dari biodata kamu cocok untuk menjadi seketaris " Ucap ibu Rosa melihat-lihat surat lamaran kerja Silla.

Silla bingung diterima atau tidak suasana jadi hening.

"Selamat ibu Silla anda diterima diperusahaan ini" Ucap ibu Rosa seraya mengulurkan tangannya Silla demikian.

Senang rasanya tapi Silla agak anek melihat ibu Rosa tapi semua dibuangnya jauh-jauh karena sekarang ia sudah dapat pekerjaan.

Bersambung.....