"Kedua orangtuaku tidak ada di rumah. Hanya ada pembantu, itupun cuma satu orang. Kalau di rumah kamu, kan ada mama kamu. Sekalian, aku minta izin pada beliau."
"Kamu mau meminta izin mamaku buat ajak aku ke time zone?" tanya Intan dengan muka datar.
"Tidak, Tan!" jawab Febry dengan wajah datar.
"Lalu, apa?" Intan pun mulai tegang dan tidak tenang.
"Yang meminta izin supaya dibolehin aku pacaran sama putrinya. Kalau udah diisi makan enak datang ke sana nggak usah kucing-kucingan pura-pura belajar kek atau apalah. Setiap kali aku datang nama kamu pasti juga akan tahu kalau aku mau punya pacar aku," jawab Febry.
Intan bingung harus mengekspresikan dirinya seperti apa. Ingin tertawa wa takut membuat Febri tersinggung tapi dia sendiri sebenarnya juga tidak ingin tertawa sih meskipun ini begitu konyol.
Walau sebenarnya jauh didalam lubuk hatinya yang terdalam dan berharap Febri tidak sekedar membuat ini sebagai lelucon. Tapi, ungkapan rasa cinta yang sesungguhnya.