"Ya sudah! Apa, itu? cepat katakan!"
"Ikut bersamaku menghadiri acara reuni keluarga sebagai pasangan ku.
Ruby diam. Ia memasang ekspresi tenang dan tetap datar.
"Kenapa kamu diam ini tidak sulit kan?"
"Tentu saja aku diam masa aku harus teriak sambil berkata, WOW, begitu? Bukankah sebelumnya kamu sudah mengatakan ini sama aku?"
Lucifer tersenyum ketika mengetahui bahwa ruby masih mengingatnya. Walaupun, itu tidak terjadi lama. Tapi, baru saja. Setidaknya itu membuktikan bahwa dia juga mendengarkan apa yang dikatakannya.
"Aku beri kamu waktu untuk berpikir. Keputusan sepenuhnya ada pada dirimu aku tidak akan memaksa. Tapi apabila kamu tidak mau melakukan, Ya sudah selamanya tinggal di istana ini bersamaku," ucap Lucifer.
"Kamu tidak memaksa tapi melakukan semua ini di bawah ancaman. Lalu apa bedanya dasar, Bangsat!" umpat Ruby kesal.