Satu minggu berlalu. Yuji menangis sesenggukan di kamarnya Siji. Ia menahan kakinya Reiji untuk tidak pergi meninggalkannya. Ketularan cengeng kayak Reiji pasti ini.
"Huweeee, jangan tinggalin Bang Yu, Rei!! Huks huks ... ntar idup Bang Yu gimana kalau tanpa Rei? Huweee ... Rei nggak boleh pergi pokoknya!" Yuji menangis sambil terduduk. Tangannya masih memeluk erat Reiji yang kini sudah akan memakai mantel tebalnya. Reiji akan berangkat ke Seoul, Korea Selatan, untuk pertukaran pelajar.
Reiji mengangkat kedua lengan Yuji dan menyuruhnya berdiri. "Tenanglah, Bang! Rei perginya cuma satu semester kok," ucap Reiji.
Yuji tak dapat menahannya. Ia kembali memeluk Reiji, kali ini jauh lebih kuat. "Nggak boleh pergi pokoknya! Gue gak bisa bayangin idup sehari aja tanpa lo hiks hiks."
Reiji menepuk-nepuk bahu Yuji. Sekelebat ia melirik ke arah Siji yang membantu memasukkan bajunya ke dalam koper. Reiji memikirkan sesuatu. Senyuman misterius terpatri dari bibir penuhnya yang merekah.