"Jika papa tidak pulang juga, aku benar-benar tidak bisa meaafkannya!"
Sesaat setelah Siji mengatakan hal itu, terdengar suara deru mesin mobil mendekat ke gerbang. Tepat di depan gerbang, berhenti sebuah mobil pick up warna putih. Itu adalah mobil Tuan Yudha.
Senyum Siji dan Reiji langsung mengembang. Siji buru-buru mengambil dua tas gunung besar untuknya dan untuk papanya. Satu berada di punggung Siji dan satunya berada di dada. Siji berjalan menuju ke arah gerbang, diikuti Reiji di belakangnya.
Setelah Siji membukakan gerbang, Siji langsung berlari ke pintu mobil. Ia menggebrak pintu kaca mobil karena papanya itu tidak segera keluar.
"Kenapa lama sekali sih, Pa?! Kami hampir lumutan karena menunggu," gerutu Siji sambil menggebraki kaca mobil putih itu. Meminta untuk segera dibukakan.
Pintu mobil pick up putih terbuka, tapi bukan Tuan Yudha yang keluar. Melainkan seorang lelaki yang memakai pakaian lusuh. Ia tersenyum ke arah Siji.