Setelah mengemasi pakaiannya, Yuji duduk sejenak di pinggir ranjang ruang rawat ini. Ia melihat pergelangan kakinya sejenak. Sudah tidak bengkak, meski agak terasa sakit jika berjalan terlalu lama.
Cedera paling parah yang dialami Yuji adalah dislokasi bahu. Tulang lengan atas Yuji bergeser dari soket bahu. Untung saja tidak ada jaringan dan saraf di sekitar sendi bahu yang rusak. Meski begitu, dokter sudah memasang alat penyangga khusus pada bahu Yuji.
Seperti yang Siji pernah bilang dulu, Yuji termasuk sangat beruntung. Yuji hanya mengalami cedera engkel kaki dan cedera bahu.
Padahal, di kondisi umum, tempurung kepala orang biasa bisa pecah kalau jatuh dari ketinggian 10 meter, seperti yang dialami Yuji waktu itu. Mungkinkah ada yang berusaha melindungi Yuji?
Entahlah, tidak ada yang tahu. Mungkin sosok yang melindungi mereka juga adalah sosok sama yang memindahkan Siji ke ranjang empuk, ketika Siji baru pertama kali ke gedung kuno itu dan berakhir pingsan.