Siji segera berlari di antara genangan air untuk mendekati saudaranya.
"Apa yang kamu temukan, Yu?"
Yuji menyuruh Siji mengetuk dinding yang berada di hadapan mereka.
Siki terlonjak, dinding ini memang berbeda dari dinding di sekelilingnya. Terasa begitu keras. Siji memuji ketelitian adiknya saat ini.
"Struktur dinding ini berbeda dengan sekitarnya. Mungkin, di sini pernah terjadi masalah sebelumnya. Dinding ini terbuat dari bata yang dilapisi semen tebal, mungkin pemilik sengaja menutupi lorong dibalik dinding ini. Entahlah, aku tak tahu," ujar Yuji.
"Berarti, kau yakin di balik dinding ini ada lorong yang akan membawa kita ke ruangan lain?" ucap Siji, memastikan.
Yuji mengangguk. Ia menunduk, air semakin naik. Bahkan, tinggi air saat ini sudah mencapai pergelangan kaki Siji. Kalau Yuji? Dia sudah tadi berada di kubangan air ini. Celananya basah kuyup. Kakinya masih terasa sakit untuk dipakai berdiri.