"Tunggu! Apa mungkin itu petunjuk untuk kita, Sithok? Kenapa elo nggak menganalisa ucapan gua saat kerasukan baru saja, eum?" protes Yuji.
Kalau saja Siji yang kerasukan, pasti saat itu juga Yuji mengerti apa maksud yang tersirat dari racauan orang yang kerasukan. Yuji sering membaca buku-buku mistis sebelumnya. Lagipula, dia juga mantan muridnya Ryushin.
Terkadang, makhluk astral menyampaikan sebuah pesan melalui wadah yang ia tempati agar orang lain dapat mengerti maksudnya. Sayangnya, Yuji berada dalam posisi sebagai wadah, jadi ia tak dapat menganalisa makna yang terkandung dari pesan itu.
"Yuji, sekali lagi elu melamun! Gua tampar wajah elu lagi!" ancam Siji. Ia sembari mengacungkan telapak tangannya ke arah adiknya, yang meskipun laknat tapi Siji sangat menyayanginya.