Setelah beberapa jam nungguin Yuji menghabiskan sesajen itu, akhirnya kinilah saatnya. Saat ritual yang sesungguhnya dimulai.
"Gue kudu makan banyak, soalnya butuh energi yang cukup besar untuk mendatangkan makhluk itu dan membujuknya agar mau pulang," ucap Yuji sambil duduk berlunjur. Nah lho, kagak bisa bersila 'kan jadinya? Kebanyakan makan sih.
"Jadi, daritadi dia enggak mengikutiku, Yu?" tanya Taishi sambil nunjuk hidung mancungnya. "Pantas saja bahuku tak nyeri lagi," sambungnya.
Yuji tertuduk. Ia terlihat murung. "Tapi aku nggak jamin dia nggak balik lagi, Kak. Makanya malam ini kita datangkan dia dan suruh dia pergi secara terhormat ...," Yuji berdiri dan mendekat ke arah Taishi, "... oh ya, aku akan membuka mata batin kamu dulu, Kak." Yuji berucap sambil menempelkan telapak tangannya ke dahi Taishi.
Sepertinya, Yuji benar-benar sudah menyerap ilmu hitam dari si anak indigo Ryushin.
Mulut Yuji mulai komat-kamit merapalkan mantra. "Bang bang tut, cendelo lawang.