Chereads / Miliki Aku Dengan Ketulusanmu / Chapter 22 - Pesta Jebakan Dimulai?

Chapter 22 - Pesta Jebakan Dimulai?

Supermarket Kota M

"Bagaimana menurutmu?" tanya Starla saat merasa Gretta sudah tida ada di sekitar mereka.

Ia menatap Elena yang berdiri di sampingnya, sambil sesekali menoleh ke sekitar dan tangannya sendiri mengambil beberapa bungkus makanan ringan asal.

"Entah lah," jawab Elena seraya mengangkat bahu tak acuh, ia juga ikut mengambil snack yang menurutnya enak dan memasukannya di keranjang yang mereka bawa.

"Tapi, kita sudah sepakat dengannya," tukas Starla saat ingat seseorang yang menunggu mereka.

Elena kembali menimpali dengan anggukan dan keduanya saling berbisik, tanpa tahu jika di belakang mereka ada seseorang yang menjadi bahan bisikan mereka.

"Kalian berbisik apa?"

Deg!

Keduanya saling melihat dan memberi kode melalui tatapan mata, seakan mendiskusikan tanpa kata yang akhirnya disepakati dengan anggukan. Baru kemudian, keduanya menoleh kompak ke arah seseorang yang berdiri dan menatap keduanya bergantian.

"Gretta, sudah selesai cari makanannya?" tanya Starla tersenyum manis.

Ya, Gretta yang saat ini mengangguk polos dan menunjukan hasil pencarian makanannya dengan senyum cerah, setelah mengindahkan bisikan aneh keduanya beberapa saat lalu.

Serta mengindahkan rasa gamang di hatinya sendiri, ketika alarm peringatan berbunyi di otaknya.

"Ya, lihat! Aku melihat ini di iklan dan kurasa enak," jawab Gretta menjelaskan dengan semangat.

Tentu saja semangat, karena ini pesta pertamanya bersama teman sebaya dan ia tidak sabar untuk memulainya.

"Kalau begitu kita ke kasir. Kami juga sudah mendapatkan cukup banyak makanan dan minuman," sahut Starla.

"Benar! Untuk minuman aku ada yang spesial di bagasi mobil," timpal Elena cepat.

"Woah! Minuma apa, Elena?" tanya Gretta penasaran.

"Err…, ada deh! Pokoknya minuman kelas atas," jawab Elena seraya mengangkat dua bahunya.

"Oh okay! Biarkan aku yang membayarnya," imbuh Gretta cepat, kemudian membalik tubuh dan meninggalkan keduanya yang kembali saling melihat, sebelum akhirnya mengikuti jejak Gretta yang sudah ada di depan sana.

"Mari kita selesaikan, Starla. Ingat, jika ini sudah keputusan bersama," bisik Elena kembali mengingatkan Starla yang hampir bimbang.

Starla tidak langsung menjawabnya, melainkan menatap lantai dan menekurinya sejenak baru kemudia menatap Elena seraya mengangguk kecil "Ya, kamu benar. Mari selesaikan."

"Hei! Kalian masih di sana, ayo ladys! Kita harus segera memulai pesta kita!" seru Gretta yang tiba-tiba kembali ke rak tempat mereka berdiri.

"Ah! baiklah!"

Akhirnya, Starla dan Elena menghampiri Gretta yang masih menunggu di dekat kasir, kemudian menghitung belanjaan yang mereka.

Beberapa saat kemudian…

Setelah menempuh perjalanan sekitar lima belas menit, akhirnya ketiganya kini sampai di apartemen milik Starla. Apartemen yang diberikan oleh keluarga Grinson, tepatnya oleh nenek Gretta—Karina Grinson.

Mobil yang dikendarai Elena parkir di basement apartemen itu, kemudian ketiganya juga turun dari sana bersamaan dan menenteng masing-masing satu kantung belanja.

Ketiganya juga berbincang layaknya teman seperti pada umumnya. Membicarakan hal seru, yang baru ini dirasakan ketiganya.

Dari mana saja mereka, kenapa baru ini merasakan indahnya pertemanan?

Ting!

Lift terbuka kembali, para gadis jelita ini keluar bersamaan dan berjalan menuju pintu paling ujung. Starla si pemilik segera menekan angka sandi keamanan, kemudian mendorong pintu itu saat akses diterima.

Ceklek!

"Silakan masuk!" seru Starla kepada Gretta dan Elena yang berdiri di belakangnya, menanti pintu terbuka.

"Permisi," gumam Gretta dan memasuki apartemen milik Starla, sedangkan Elena sudah sering kemari dan ia dengan santai memasuki setiap ruangan di dalam.

Blam!

Pintu apartemen kembali tertutup, Starla mengajak Gretta menyusul Elena yang sudah lebih dulu duduk di ruang tamu.

"Ikuti aku, Gretta. Maklum, apartemennya kecil," ujar Starla merendah.

"Tidak. Ini bagus, mewah dan rapi, (Aku senang ternyata Nenek memberikan kalian fasilitas sesuai yang kuinginkan)" sahut Gretta dan melanjutkannya dalam hati.

"Seperti itu," gumam Starla canggung.

Ruang tamu terlihat, dengan Elena yang sudah duduk dan membongkar isi kantung belanja serta sebuah bungkusan berisi sebuah wine mahal.

Henri Jayer Cros Parantoux seharga 4.894 USD atau sekitar Rp. 68 juta.

Elena memperlihatkannya dengan bangga dan Gretta yang mengetahuinya tentu saja memekik senang.

"Lihat! Ini apa? Aku mendapatkan ini dari salah satu rekan Papa yang bertemu di sebuah acara," ujar Elena, tanpa sadar menggunakan nada ceria saat menyebut nama papa.

"Itu Cros Parantoux. Rasanya lebih spesial dari yang lain," sahut Gretta antusias.

"Benarkan! Aku bilang juga begitu," timpal Elena senang.

"Ya! Mari kita mulai pestanya dan minum sampai habis!" seru Gretta semangat.

Starla segera mengambil wine glass miliknya dan juga beberapa piring plastik untuk menampung makanan basah yang mereka beli. Ia dibantu oleh Gretta yang membawakan gelas, kemudian bersama-sama menyiapkan makanan.

Elena yang ada di ruang tamu mulai menghidupkan perangkat audio milik Starla, mencari lagu yang sekiranya pas untuk menemani pesta kecil ini.

Pesta yang baru pertama kali digelar dan seperti akan menjadi pesta terakhir juga bagi mereka.

Makanan siap, lagu dari Marshmellow Feat Anne-Marrie—Friends memenuhi setiap sudut ruang tamu itu.

Gretta tertawa, saat melihat Elena mulai menggerakan tubuh mendengar lagu dengan musik ngebeat tersebut. Sedangkan Starla, terlihat menuangkan minuman untuk Gretta yang segera menerimanya.

"Ini untukmu, Gretta."

"Terima kasih," ucap Gretta kemudian meminum apa yang diberikan Starla tanpa curiga.

Satu tegukan, berlanjut hingga isi di gelas kandas dan Gretta menikmati makanan yang mereka beli juga.

"Ayo Gretta, menari bersamaku!" ajak Elena yang sudah berdiri di depannya.

Gretta hanya mengangguk, kemudian ikut berdiri dan meninggalkan Starla yang sedang sibuk dengan handphonenya.

Bersama Elena di depan sebuah televisi menyala, menampilkan sebuah MV lagu yang mereka dengar. Gretta menimati waktu bebasnya, karena ia sadar setelah ini mungkin saja neneknya akan segera mengurungnya di penjara emas berupa mansion mewah.

Bukan hanya mansion, namun sebuah pernikahan dengan seseorang yang sama sekali tidak pernah dibayangkannya.

Gretta menggerakan tubuhnya dan sesekali berputar bersama Elena yang terlihat lebih rileks. Ia ingin melupakan sejenak fakta akan ketidakbebasannya sebentar lagi. Namun, semakin lama ia menari, kenapa tubuhnya semakin lemah dan merasakan panas?

Uhhh…

Gretta berhenti dari menarinya dan tiba-tiba terhuyung hampir menabrak Elena yang segera menyangganya.

Brugh! Grep!

"Hei! Ada apa denganmu, Gretta?" tanya Elena mengeraskan sedikit suaranya, sehingga Starla yang mendengarnya mulai mengangguk.

"Tidak tahu, kepalaku pusing," gumam Gretta lirih seraya memegang kepalanya "Apa AC di sini sudah dihidupkan? Kenapa panas sekali?" lanjutnya bertanya gelisah.

Hal aneh mulai dirasakannya, belum lagi rasa lemas di kakinya hingga kini ia tidak sadar sudah merosot ke bawah dan terduduk begitu saja.

"Gretta! Kamu tidak apa-apa?"

Ceklek!

"Gretta! Apa kamu sudah merasakan sesuatu yang aneh di tubuhmu?"

Deg!

"Jadi, apakah pesta sudah dimulai?"

Bersambung