"Kak!"
Bima segera menghambur, menahan laju tubuh Jodi yang terguling ke belakang itu. Dan dengan cepat memapah Jodi untuk berdiri.
"Thanks," Jodi lantas bersembunyi di belakang pohon yang sama bersama Bima. "Lu SMP di sini juga, kan? Kenapa nggak masuk ke dalam sekolah kita aja?"
"Terlambat," Bima kembali memerhatikan keributan di depan mereka itu.
Yaah, benar juga, pikir Jodi saat melirik ke arah gerbang besar di tengah-tengah di sisi kiri mereka itu. Para guru yang berjaga di dekat gerbang itu terlihat cemas dan ketakutan mengawasi kekacauan yang ada.
"Kakak nggak apa-apa?" Bima menyempatkan diri melirik siku tangan Jodi sebelum kembali mengawasi keadaan di depan sana.
Jodi menggeleng. "Tenang aja, ini bukan luka karena tawuran ini. Luka lama."
"Ouh," Bima mengangguk-angguk.
"Lu bawa kendaraan?"
Bima menggeleng. "Tadinya lagi nungguin angkot, sampai ada ribut-ribut di tengah jalan itu tadi. Tiba-tiba jadi tawuran kek gini dengan cepat. Menyebalkan!"
