Shari menggunakan bantal menutupi wajahnya, ia menangis sejadi-jadinya. Lalu, terdengar suara pintu yang diketuk-ketuk cepat seolah mewakilkan kekhawatiran dari orang yang mengetuk pintu tersebut. Shari tahu pasti siapa yang mengetuk-ngetuk pintu itu, hanya saja ia tetap bergeming dengan posisinya yang menelungkup membenamkan wajah di bantal itu.
"Shari?"
Suara sang ayah terdengar lagi. Seperti tadi, Shari tetap bergeming seraya berusaha menahan isak tangisnya sendiri.
"Elu kenape, Shari?" tanya Babeh Djaja sembari terus mengetuk-ngetuk pintu kamar sang anak. "Shari? Buka nih pintu, jan bikin Babeh khawatir, Shari! Shari?!"
"Shari nggak kenapa-kenapa, Beh," balas gadis itu, namun suaranya yang parau dan sengau itu jelas mengatakan hal sebaliknya.
"Kagak kenape-kenape, gimane?"
Lagi suara Babeh Djaja terdengar dari arah luar kamar itu. Suara yang begitu mengkhawatirkan kondisi putri bungsunya itu.