Arif melirik kaca spion kanan berulang kali. Ada sebuah motor besar berwarna kuning—hitam yang terlihat mengikuti pergerakan mereka.
Kok kaya diikuti ya?
Sedikit menambah kecepatan, ternyata motor di belakang pun mempercepat pacuannya. Lalu Arif mulai memperlambat jalannya lagi. Dan ....
Shit! Dia memang mengikuti kita, umpat Arif dalam hati.
"Za, pegangan," suruh Arif.
Khanza menurut saja. Mempererat tautan tangan pada perut rata sang kekasih, ia pun menempelkan tubuh mereka berdua saat Arif memutar gas membabi buta.
Cit!
Tiba-tiba Arif menginjak rem membuat tubuh mereka terhuyung ke depan. Membiarkan motor hitam—kuning yang mengikutinya melewati, barulah Arif putar balik arah untuk kabur dari si penguntit.