Arif menutup pintu kamarnya. Selesai sudah ia menjalankan aktifitas paginya, saatnya menepati janji kepada Zay untuk bertamu ke rumah Khanza.
"Loh, Den Arif. Pagi sekali sekolahnya?" tegur sang Bibi yang masih sibuk menyiapkan sarapan pagi.
"Ada urusan sebentar Bi," jawab Arif. "Oh ya, Arif nggak sarapan di rumah ya Bi, buru-buru."
"Iya Den."
Keluar dari rumahnya. Arif menghirup dalam-dalam udara segar yang berhembus menyejukkan jiwa. Diam terpaku memandangi gerimis tipis menempiaskan embun putih. Arif menarik jaketnya erat, melangkah melewati halaman yang sedikit basah.
Membuka pintu mobil berwarna putih, Arif duduk di depan kemudi. Sesuai permintaan Zay, hari ini pemuda itu memakai mobilnya. Membelah jalanan macet di kota, Arif membelokkan terlebih dahulu mobilnya ke arah jalan komplek rumah Khanza.